Minggu, 27 Maret 2016

#129. Apa Saja Faktor Pendukung Kemajuan Konektivitas Indonesia ?

Selamat pagi guys...
Internet bukan hanya sekedar sarana hiburan dan memperkaya pengetahuan sahabat ebisnisandi. Admin juga memanfaatkan internet untuk selalu update blog dan menyajikan artikel-artikel pilihan. Tapi lebih dari semua itu ternyata Internet merupakan elemen pertumbuhan ekonomi mendasar bagi Indonesia. Yups pertumbuhan negara akan semakin pesat jikalau konektivitas internet sudah dalam level dewa guys, artinya cepat dan stabil. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Sancoyo Setiabudi, Country Manager untuk Cisco di Indonesia.

“Untuk membangun komunitas yang berkelanjutan dan progresif, pemerintah juga perlu melihat bagaimana masyarakat dan bisnis di Indonesia dapat memanfaatkan infrastruktur dan konektivitas,” kata Sancoyo.

Dalam mewujudkan konektivitas Indonesia yang cepat dan stabil tentunya memerlukan faktor ataupun dorongan. Sancoyo menjelaskan juga bahwa ada 5 pilar pendorong konektivitas Indonesia. Kelima pilar ini akan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan ekonomi, dan tenaga kerja pintar.

Berikut Pilar Pendorong Konektivitas Jaringan




1. Pemanfaatan Teknologi
 Adopsi teknologi mutakir dan ide-ide baru menjadi satu dari aspek utama yang akan membawa pembangunan dan pertumbuhan di Indonesia. Data data dan teknologi saling mempengaruhi dalam membuka pasar baru untuk melayani kebutuhan konsumen yang lebih baik.

Kebutuhan masyarakt semakin meningkat dan kompleks. Pemerintah harus jeli dalam mengamati fenomena ini dan melakukan aksi yang tepat. Di Indonesia sendiri penerapan teknologi informasi dan komunikasi sudah diterapkan. Contohnya : Jakarta Smart City dari pemerintah yang terintegrasi dengan Qlue, situs administrasi crowd-sourcing, Waze sebagai platform komunikasi dan informasi lalu lintas, dan CROP sebagai sebuah aplikasi yang digunakan oleh pejabat pemerintah untuk merespons pengaduan masyarakat.

2.  Dukungan Solusi Inovatif
Pembangunan Infrastruktur yang sedikit demi sedikit terus dikembangkan dan dievaluasi oleh Indonesia tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan besar maupun swasta. Komunitas Startup juga mendapatkan keuntungan dari rencana digitalisasi di Indonesia. Contohnya diterapkan oleh Startup transportasi yang identik dengan warna hijau yaitu Gojek. Go-Jek melihat kesempatan di tengah kemacetan Jakarta dengan diluncurkannya aplikasi pemanggil layanan ojek. Aplikasi Go-Jek telah menginspirasi banyak pihak untuk memulai bisnis mereka sendiri yang menggunakan mobilitas dan internet untuk menyelesaikan masalah saat ini.

Mendukung inovasi lokal menjadi bagian integral dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dengan visi memperkuat inovasi nasional pada area proses produksi dan pemasaran menuju ekonomi yang didorong oleh inovasi.

3. Tenaga Kerja Kolaboratif 
Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Mindset dan juga etos kerja sesorang menjadi berubah karena hadirnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Cisco percaya tenaga kerja masa depan akan sangat kolaboratif,dengan membuat tim yang saling mengisi kekosongan dengan memaksimalkan tenaga professional di seluruh dunia. Dengan pertumbuhan penetrasi internet yang cepat, tenaga kerja Indonesia akan dapat memaksimalkan teknologi yang sedang berkembang, berkolaborasi, dan memenuhi tantangan global.

4. Pendidikan dan Sumber Daya 
Dunia kerja menuntut para praktisi memiliki keahlian dan keterampilan yang mumpuni karena akan membuka pintu menuju kesempatan lebih besar.
Cisco sudah berfokus dalam usahanya pada pelatihan, edukasi, dan penemuan, memberikan inisiatif menciptakan tenaga kerja yang mengenal teknologi dan siap menghadapi masa depan

5. Komunitas Terhubung
Komunitas di Indonesia sangat banyak, apalagi ada situs yang mengklaim menjadi komunitas terbesar di  Indonesia yaitu kaskus.co.id. Teknolgi penting dalam meningkatkan kehidupan komunitas di Indonesia. Dengan populasi lebih dari 250 juta orang, penelitian terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa terdapat 88,1 juta pengguna internet di Indonesia, dengan laju penetrasi mencapai 34 persen. Artinya masih ada lebih dari 60 persen populasi Indonesia yang masih belum terhubung dan terdigitalisasi. 

Sekarang Indonesia masih belum terintegrasi dan terhubung dengan semua pilar diatas. Tentunya ini merupakan PR bagi pemerintah dan juga insan telekomunikasi di Indoneisa.


0 komentar:

Posting Komentar

Created By Sora Templates